Pengaruh Terapi Kelompok Terapeutik terhadap Peningkatan Perkembangan Motorik dan Emosi Anak Usia Sekolah

  • Helena Pangaribuan Program Studi Magister Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang
  • Sri Poeranto Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang
  • Rini Eko Kapti Jurusan Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Malang
Keywords: Perkembangan motorik, emosi, terapi kelompok terapeutik, anak usia sekolah

Abstract

Perkembangan anak usia sekolah/Middle Childhood berada pada rentang usia 6-12 tahun disebut potensi berkarya versus harga diri rendah. Perkembangan motorik dan emosi sangat penting untuk membentuk kepribadian dan kepercayaan diri. Beberapa penelitian menyebutkan kegagalan dalam mencapai tugas perkembangan dapat menyebabkan anak rendah diri dan mempengaruhi tahap perkembangan berikutnya. Oleh karena itu, dibutuhkan terapi untuk meningkatkan perkembangan motorik dan emosi anak usia sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh terapi kelompok terapeutik terhadap peningkatan perkembangan motorik dan emosi. Desain pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan rancangan quasi eksperiment pre-post test with control group. Jumlah sampel sebanyak 18 responden pada masing- masing kelompok dengan teknik simple random sampling .
Hasil uji T Test terdapat perbedaan perkembangan motorik dan emosi antara sebelum dan sesudah terapi kelompok terapeutik pada kelompok perlakuan (nilai P=0,001). Pada kelompok kontrol tidak terdapat perbedaan perkembangan motorik (nilai P=0,67) dan emosi antara sebelum dan sesudah terapi (nilai P=0,53). Terdapat perbedaan antara kelompok kontrol dan perlakuan setelah diberikan terapi kelompok terapeutik. Artinya ada pengaruh pemberian terapi kelompok terapeutik terhadap perkembangan motorik dan emosi anak usia sekolah.
Pemberian pelayanan kesehatan perlu meningkatkan upaya promosi kesehatan jiwa berbasis komunitas melalui terapi kelompok terapeutik untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan mental.

Published
2016-07-11
Section
Articles