Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Balita Diare dengan Penggunaan Oralit di Wilayah Kerja Puskesmas Jajag Banyuwangi Tahun 2014
Abstract
Diare merupakan masalah kesehatan di Indonesia. Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2010 menunjukkan bahwa diare termasuk dalam tiga kelompok penyebab utama kunjungan ke Puskesmas. Angka kejadian diare berkisar 200 - 400 diantara 1000 penduduk di Indonesia setiap tahunnya. Penanganan pertama diare yaitu dengan pemberian oralit. Anak diare menjadi tanggung jawab seorang ibu, sehingga tingkat pendidikan ibu sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan pada kesehatan keluarga khususnya anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu balita diare dengan penggunaan oralit.
Desain penelitian ini menggunakanobservasional analitik. Sampel diambil secara random yaitu ibu yang memiliki balita di wilayah Puskesmas Jajag Banyuwangi sebanyak 60 responden. Hasil penelitian dianalisa menggunakan metode chi square.
Hasil penelitian menunjukkan 7 responden (11.67%) berpendidikan SD, 14 responden (23.33) berpendidikan SMP, 28 responden (46.6%) bependidikan SMU dan 11 responden (18.33%) berpendidikan perguruan tinggi. Dari seluruh responden, 47 responden (78,33%) menggunakan oralit pada balita diare sebagai penanganan pertama dan yang tidak menggunagkan 13 responden (21.67%). Hasil analisa chi square dengan tingkat kepercayaan 0,05 menunjukkan nilai X2 hitung sebesar 21,78 dan nilai X2 tabel sebesar 7,815. Hal ini menunjukkan ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan penggunaan oralit terhadap perawatan diare pada balita.